Rabu, 12 September 2012

BANGKITKAN KEMBALI PERMAINAN TRADISIONAL

“Berkembangnya teknologi dan modernisasi tanpa distorsi membuat seluruh efek globalisasi menggerus masyarakat indonesia, baik efek positif maupun efek negatif. Semua efek tersebut mempengaruhi segenap bidang. Muktahirnya sistem IT ( informasi teknologi ) menjadi faktor paling efesien dalam kemajuan masyarakat. Namun tak dapat di pungkiri kemajuan IT pun membawa dampak negatif dan salah satunya adalah makin tersingkirnya permainan tradisional” ujar Bpk. Ujang Dede Sutisna, salah satu tokoh masyarakat tasik utara dan juga pemerhati budaya sunda, kepada  dalam sebuah kesempatan di sela-sela aktifitas beliau membuat permainan tradisional.

Tampak berjejer beberapa permainan tradisional sunda di rumah bpk. Ujang Dede sutisna yang juga biasa di panggil “Bah Iket” yang beliau buat sendiri seperti layang-layang, gasing, engrang, lodong, bebedilan, karinding dan lain sebagainya. Di temani rekan beliau kang budi dan kang yayat, sesekali beliau membuat beberapa permainan tradisional dan membagikan kepada anak-anak sekitar dengan tujuan mensosialisasikan permainan tradisional dan menumbuhkan kecintaan kepada anak-anak budaya sunda.

“ kini anak-anak mulai enggan memainkan permainan tradisional. Bahkan sebagian tidak lagi mengenal permainan tradisional. Anak-anak mulai berpaling pada permainan modern dan game player yang praktis, mudah diperoleh dan hanya di lakukan oleh satu orang anak. Secara tidak langsung permainan modern dan game player mengajarkan anak untuk bersikap individualis, hedonis dan materialis” kata bapak 3 anak yang aktif di beberapa ormas tersebut.

“permainan tradisional lebih dari sekedar permainan anak-anak. Didalamnya terbapat berbagai manfaat yang berguna untuk mengembangkan potensi anak di antaranya mengembangkan kecerdasan intelektual, mengembangkan kecerdasan emosional dan mengembangkan daya kreatifitas” lanjut beliau

Permainan tradisional mengajak anak-anak untuk belajar mengembangkan ide kreatif, belajar berusaha dalam mendapatkan sesuatu serta mengajarkan anak-anak memanfaatkan bahan-bahan di sekitar mereka. Masih banyak manfaat permainan tradisional lainnya, seperti permainan bebentengan yang di lakukan secara beregu. Permainan tersebut berupa permainan saling mempertahankan wilayah sendiri dan berusaha merebut wilayah musuh. Permainan bebentengan mengajarkan kepada anak-anak cara saling bekerja sama, mempertahankan teritori dengan trik-trik, saling bahu membahu menjalankan strategi, saling mengatur, saling memahami satu sama lain serta mengajarkan kepada anak-anak sifat-sifat kepemimpinan.

 Kita juga mengenal layang-layang, seorang anak yang membuat layang-layang secara tidak langsung mengembangkan rasionalnya. Karena untuk membuat layang-layang tersebut seimbang seorang anak harus menggunakan rasio dan intuisinya dalam menyerut buluh sehingga layang-layang mudah di terbangkan dan di mainkan. Atau permainan gagarudaan  yang mengajak anak-anak mengolah memori, merangsang saraf motorik untuk mengingat kosakata bahasa. Ada pula permainan mobil-mobilan dari kulit jeruk atau sabut kelapa yang mengajarkan anak-anak untuk memanfaatkan bahan-bahan di sekitar mereka, berhemat, serta mengolah kreatifitas. Masih banyak lagi permainan tradisional lainnya dengan sejuta manfaat yang bisa di mainkan. Namun sayang, maraknya game player dan permainan modern yang praktis yang kini makin di gemari anak-anak membuat permainan tradisional kian tersingkir.

“ permainan tradisional bukan sekedar permainan yang bertujuan menghibur anak-anak, tapi juga bersifat mendidik serta berfungsi membantu anak-anak dalam membentuk karakter. Selain itu permainan tradisional menanamkan rasa nasionalisme dan patriotik. Saya rasa bukan hal yang berlebihan jika permainan tradisional di masukan sebagai muatan lokal di sekolah dasar.dalam rangka menanamkan kecintaan terhadap budaya bangsa yang mulai pudar serta membentuk kepribadian yang idealis dan nasionalis sejak dini. Karena sekolah dasar adalah tahap awal pendidikan anak dan pembentukan karakter seorang anak kelak. Agar permainan yang asli warisan leluhur tersebut tidak di lupakan begitu saja. Selain itu dengan mengenalkan permainan tradisional kepada anak-anak adalah tahapan awal untuk menumbuhkan spirit dalam diri anak-anak untuk mencintai dan mengenal budaya bangsa” seru Bpk.Ujang Dede Sutisna di akhir pertemuannya dengan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar