“Tut
wuri handayani, Ing madya mangun karso, ing ngarso suntulodo” begitulah
tiga sifat kepemimpinan warisan Ki Hajar Dewantara. TUT WURI HANDAYANI adalah
sikap seorang pemimpin sebagai motorik atau penggerak orang-orang yang di
pimpinnya, sang pemimpin bersifat membina membimbing dan mengajarkan pada
bawahannya serta mendorong motivasi pada bawahannya untuk mencapai tujuan
bersama. ING MADYA MANGUN KARSO berarti seorang pemimpin menjadi titik
central dan bersikap kooperatif bersama bawahannya turut aktif berperan serta membangun
karya. Sementara ING NGARSO SUN TULODO adalah sikap seorang pemimpin
yang membangkitkan motivasi bawahannya dengan menampilkan dan mencerminkan
sikap-sikap teladan bagi bawahannya.
Tiga
prinsip itulah yang mengilhami Bpk. Dadang Rachmat AF Selaku Kades Kadipaten dalam
memimpin dan mengembangkan desa kadipaten kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya dalam
mencapai visi desa “ dengan religius islami kadipaten bersatu untuk maju” dan misi
desa “meningkatkan kebersamaan dan silahturahmi yang berkesinambungan,
meningkatkan SDM yang baik, berkualitas dan berakhlak karimah, meningkatkan
disiplin kerja aparatur pemerintah desa, meningkatkan pelayanan yang baik kepada
masyarakat guna mencapai pelayanan prima, meningkatkan penataan pembangunan
infrastruktur dan non infra struktur, menggali sumber daya alam (SDA) untuk
meningkatkan ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat”.
Jauh
sebelum masa kepemimpinan Kades Dadang R AF, desa yang di wilayah utara kab.
Tasikmalaya dan merupakan perbatasan antara kab. Tasikmalaya dengan kab. Garut tersebut
kurang dapat mencapai kesejahteraan dan dapat di kategorikan dalam desa
tertinggal. Hal ini di akibatkan oleh beberapa faktor diantaranya; geografis
desa yang merupakan pegunungan dan terletak jauh dari pusat kab. Hingga kurang
mendapatkan perhatian, rendahnya tingkat sumber daya manusia (SDM), rusaknya
sarana dan prasarana infrastruktur, pasifnya masyarakat dan aparatur pemerintahan
setempat, awamnya masyarakat akan tingkat pendidikan akibat kurangnya sarana
dan prasarana pendidikan yang memadai serta terbatasnya anggaran yang di terima
untuk mendukung kelancaran pembangunan.
Namun
perlahan perubahan terjadi, terutama tatkala Kades Dadang Rachmat AF mulai
membimbing dan membina desa yang sebagian besar potensi mayarakatnya adalah
petani. Bersama tim kerja nya (Staff desa kadipaten) sedikit demi sedikit
beliau mulai membenahi dan meningkatkan kualitas desa kadipaten.
“saya
tidak pernah merenungi sebuah kekurangan sebagai keterbatasan. Tapi saya lebih
berusaha mendalami dan mengenali kekurangan serta memanfaatkan kekurangan
sebagai titik awal langkah menuju kesejahteraan. Dan untuk mencapai hal tersebut
saya butuh tim yang solid dan kerjasama tim yang baik dalam mencapai
kesejahteraan . kodrat manusia sebagai mahluk sosial membuat kita tak mungkin
melakukan segala hal sendiri “ Ujar Kades Dadang R AF
“di
balik kekurangan saya melihat banyak potensi dari desa kadipaten yang bila kita
kembangkan dengan sungguh-sungguh mampu mendukung kemakmuran masyarakat desanya
sendiri. Saya sangat memperhatikan bahwasanya tersedia potensi alam yang besar yang
belum tergali menjadi peluang emas untuk kita kembangkan. Selain itu keyakinan
beragama masyarakat desa kadipaten yang 100% islam mendatangkan nilai-nilai
yang mampu memberikan inspirasi penggerak pembangunan seperti; kepedulian
sosial, sikap kooperatif mudah terbentuk, mudahnya menegakan kedisiplinan serta
nilai-nilai lainnya. Kondisi masyarakat
yang kondusif mampu menciptakan keamanan lingkungan dan kesiapan masyarakat
untuk mendukung kelancaran pembangunan” lanjut beliau
“
dan hal pertama yang saya lakukan adalah membimbing para staff agar bersikap
kooperatif. Mau bekerjasama dan menumbuhkan nilai-nilai yang mendukung keikhlasan
dalam melaksanakan pelayanan masyarakat sebagai tanda pengabdian agar tercipta
harmonisasi yang sinergis antara masyarakat dan aparatur desa . selama ini saya tidak pernah merasa menjadi
pemimpin desa Kadipaten, bagi saya desa kadipaten adalah satu kesatuan keluarga
yang tak mungkin terpisahkan diantara mereka. Dan saya memposisikan diri saya
sebagai orang tua mereka serta kepala tim bagi aparatur desa yang harus mampu
mempunyai sifat shidiq, amanah, fathonah dan tabligh yang merupakan
prinsip pada sebuah kepemimpinan yang akan diminta pertanggungjawaban oleh
Alloh SWT.“
Pernyataan-pernyataan
diatas tersebutlah yang mungkin di kemudian hari mampu memicu semangat aparatur
desa maupun masyarakat desa kadipaten untuk saling bahu membahu memajukan desa
kadipaten. Seolah – olah sebuah revolusi, kades beserta para aparatur desa
gencar memberdayakan masyarakat agar tercipta kelancaran dalam pembangunan
hingga perkembangan ke arah kemajuan desa pun berjalan pesat dan terlihat
sangat signifikan di bandingkan sebelumnya. Beberapa sektor mengalami kenaikan
kualitas yang cukup baik.
Saat
ini desa kadipaten kec. Kadipaten kab. Tasikmalaya menjadi salah satu desa yang
diteladani di wilayah tasik utara,. Kemajuan desa terutama di sektor
pendidikan, sektor pemberdayaan masyarakat dan sektor pembangunan sarana dan
prasana infra struktur. Bahkan beberapa ormas menjadikan desa kadipaten sebagai
salah satu pusat kegiatan mereka, ini mencerminkan kreatifitas, sikap kritis
dan peran aktif masyarakat dalam mendukung pembangunan mulai meningkat dan
tentunya hal ini terjadi akibat meningkatnya mutu sumber daya manusia desa
tersebut.
Kemajuan
di Sektor pendidikan sangat menonjol di desa kadipaten, dalam masa pemerintahan
kades Dadang Rahmat AF, telah berdiri madrasah diniyah di setiap kampung,
madrasah tsanawiyah dan sebuah sekolah menengah pertama negeri (SMPN). Ini
sebagai bukti atas kepedulian masyarakat desa kadipaten terhadap pendidikan,
sesuai dengan visi desa “dengan religius islami kadipaten bersatu untuk maju” .
“saat
ini saya berupaya agar berdiri sebuah SMK di desa kami. Bukan hanya sekedar
membuka akses menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi , tapi lebih dari
itu, saya sangat berharap bila generasi penerus desa ini adalah tenaga-tenaga
akademis yang juga memilki keterampilan khusus. Tentunya hal itu akan menunjang
kesejahteraan masyarakat pula, karena di harapkan para tenaga akademis yang
terampil tersebut mampu menciptakan wira usahawan-wira usahawan muda yang dapat
menyerap tenaga kerja dan membuka peluang kerja baru bagi sekitarnya. Dan saya
sangat percaya bahwa sebuah daerah akan maju bila 2% dari jumlah penduduknya adalah
para wirausahawan” seru bpk. Dadang R AF
Selain
sektor pendidikan dan pembangunan infra struktur yang makin meningkat, sektor
pemberdayaan masyarakat pun mengalami
kemajuan yang tinggi. Terutama setelah PT. Pertamina Geothermal Energy beroperasi
di wilayah karaha bodas yang notabene sebahagiannya termasuk dalam cakupan
wilayah kadipaten. Tentunya hal itu menyerap tenaga kerja lokal. Belum lagi
para petani yang sebelumnya hanya mengolah ladang dan kebun, kini sebagian
beralih pada penanaman buah strawberry yang menjanjikan keuntungan besar.
Keberhasilan Beberapa petani strawberry telah membuka kesadaran sebagian petani
lainnya bahwa tanah meraka sangat potensial bagi penanaman buah strawberry. Dan
hal ini selain meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga meningkatkan
devisa desa kadipaten sendiri.
Dengan
peralihan potensi pertanian dan perkebunan, masyarakat semakin termotivasi
untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pengolahan lahan mereka. Sehingga
variant agroproduck di desa kadipaten semakin bertambah, dan menciptakan ragam
peluang agar tidak monoton hanya menanam padi atau palawija saja seperti yang
banyak kita jumpai di berbagai tempat lainnya.
“Salah
satu perencanaan kami dalam perberdayaan masyarakat yaitu mengoptimalkan
segenap aset yang di miliki desa ini. Dan untuk ke depannya kami berharap agar
kami bisa merencanakan dan mengupayakan agar terwujud sarana rekreasi sebagai
salah satu penambahan aset. Karena jika di lihat secara geografis, daerah
gunung karaha bodas sangat potensial sebagai objek wisata. Jika terwujud
tentunya dapat memberi peluang usaha bagi masyarakat.” Ujar Bpk.Dadang R AF
“saya
sangat berharap pemerintah kab. Tasikmalaya mendukung usaha kami untuk
membangun desa sebagai mana Program Bupati Tasikmalaya yaitu gerbang desa
(gerakan membangun desa). Desa kadipaten adalah perbatasan kab. Tasikmalaya,
otomatis desa kadipaten menjadi pintu masuk kab. Tasikmalaya. seyogyanya harus
benar-benar di berdayakan karena mencerminkan kab. Tasikmalaya sendiri. Dan
saya berharap pemerintah kab. Tasikmalaya memberikan perhatiannya dengan
sungguh-sungguh” ujar Kades Dadang R AF.